Gambar tersebut dapat mencerminkan betapa anak Indonesia sangatlah ingin belajar, namun karena kondisi yang tidak mendukung, baik kondisi financial maupun kondisi lingkungan, mereka terpaksa belajar dengan kondisi seadanya.
Gambar tersebut dapat mencerminkan betapa kosongnya murid-murid yang melanjutkan ke perguruan tinggi karena mahalnya biaya pendidikan yang harus dikeluarkan demi melanjutkan ke tingkat S1.
Sumber: dokumentasi pribadi
Dapat dilihat dari kedua gambar diatas, sekolah tersebut merupakan hasil renovasi pemerintah, namun sayangnya, terdapat sekolah yg semestinya berdiri di depan sekolah tersebut, yang tidak pernah berdiri yang seharusnya sekolah tersebut ada sejak 1 tahun yang lalu.
Dari gambar tersebut bisa kita lihat anak-anak yang sedang belajar merasa tidak nyaman dengan keadaan ruang kelas yang seperti itu. Masih kurangnya kepedulian dari pemerintah dan masyarakat Indonesia terhadap pendidikan di Indonesia terutama pada daerah-daerah terpencil. Butuh kesadaran dalam diri masing-masing untuk bisa melakukan hal yang positif dan tentunya berguna bagi bangsa dan Negara terutama bagi pendidikan di Indonesia yang sangat memprihatinkan.
Pendidikan yang kita ketahui memang mahal. Tapi masih banyak anak-anak yang tidak bisa sekolah karena faktor ekonominya. Sudah ada usaha dan upaya dari pemerintah dalam mengatasi masalah ini, tetapi masih saja ada yang belum mengecap pendidikan itu sendiri. Padahal pemerintah telah mengeluarkan Dana BOS untuk anak-anak yang kurang mampu, namun muncul pelanggaran yang dilakukan oleh pihak-pihak yang hanya mementingkan dirinya sendiri dan memiliki jabatan di pemerintahan Indonesia, itu sudah menjadi hal yang tabu bagi Negara ini seperti yang kita ketahui banyak kasus yang muncul tentang penyelewengan dana pendidikan. Pemerintah kurang tegas dalam mengatasi masalah ini.
Dari foto di atas menunjukkan adanya pemaksaan pemungutan biaya terhadap siswa bangku SD. Dimana sebenarnya tidak terlalu penting tujuan dari pemungutan tersebut. Cukup memprihatikan bagi anak-anak yang kurang mampu, mereka diharuskan membayar biaya tersebut tetapi tidak mempunyai uang yang cukup. Seperti yang kita tahu pemungutan biaya seperti ini sudah dilarang pemerintah, tetapi masih saja banyak sekolah-sekolah yang masih menjalankan kegiatan seperti ini. Jika dibiarkan terus-menerus pendidikan di Negara kita tidak akan mengalami kemajuan.
Pendidikan seperti yang kita ketahui sangat mahal sehingga menyebabkan pendidikan susah didapatkan, terutama bagi orang-orang menengah kebawah. Untuk mendapatkan pendidikan tersebut mereka harus membanting tulang terlebih dahulu, dan jika tidak mempunyai biaya yang cukup mereka terpaksa tidak mengecap pendidikan itu sendiri. Seperti foto di atas, bisa kita lihat bahwa anak-anak tersebut bekerja membanting tulang hanya untuk menyambung hidupnya. Dengan keadaan seperti itu mereka mungkin hanya memikirkan bagaimana mempertahankan hidupnya, tetapi tidak memungkinkan mereka juga memikirkan pendidikannya. Namun apa yang boleh diperbuat, akibat kemiskinannya mereka terpaksa tidak sekolah atau putus sekolah.
Foto di atas menunjukan bahwa banyaknya gedung sekolah yang rubuh dan rusak. Namun, banyak orang-orang terutama pemerintah yang memanfaatkan hal tersebut untuk pembangunan proyek-proyek yang nantinya menghasilkan pemasukan untuk orang-orang tersebut.
Foto di atas menunjukan bahwa adanya penjualan ijazah, jual beli nilai, dan sogok menyogok yang dilakukan oleh guru dan murid banyak terjadi di Indonesia. Hal tersebut menyebabkan rendahnya kualitas lulusan pelajar Indonesia karena nilai mereka bisa dibeli.
Sumber: dokumentasi pribadi
Pendidikan di Indonesia termasuk ke dalam hak asasi manusia. Anak-anak memiliki hak untuk mendapatkan setinggi-stingginya. Di sini terlihat wajah anak-anak Indonesia yang sedang menikmati haknya dalam pendidikan.Pendidikan adalah hak setiap anak bangsa. UUD 1945 mengamanatkan kepada para pemangku kebijakan untuk memberikan pendidikan yang layak bagi seluruh masyarakat Indonesia. Masa depan negeri ini ditentukan oleh kualitas pendidikan anak bangsa sebagai generasi penerus. Namun, kenyataan berkata lain. Pemerataan pembangunan masih belum terpenuhi. Kualitas pendidikan di perkotaan berbeda dengan kualitas pendidikan di pedalaman atau desa terpencil. Sungguh tragis, banyak sekolah yang tak lagi dapat memberikan kenyamanan belajar bagi siswanya. Banyak media masa maupun elektronik yang memberitakan sekolah yang ambruk karena tidak mendapat kucuran dana pemerintah untuk pembangunan. Kasus yang tidak kalah tragis adalah masih ada sekolah yang digusur karena tanah yang ditempati masih dalam persengketaan.
Ini adalah potret anak-anak kecil yang ingin bersekolah, tapi mereka bersekolah menggunakan truck-truck warga sekitar untuk pergi bersekolah.
Ini adalah potret anak-anak yang belum tau apa yang mereka lakukan, mereka belum memikirkan apa untungnya dari tawuran. Mereka melakukan ini karena ikut-ikutan dan ingin di bilang jagoan.
Ini adalah potret anak-anak didaerah papua yang sekolah pun harus menyebrang sungai dan berjalan jauh karena belum adanya kendaraan yan masuk daerah mereka.
Ini adalah potret salah satu anak bangsa yang berprestasi dan mendapat junjungan tinggi dari pemerintah walaupun sebagiandari mereka adalah orang-orang yang tak mampu, tetapi mereka mempunyai semangat belajar yang tinggi. Contoh anak-anak yang seperti inilah yang patut ditiru, walaupun mereka tidak mampu tetapi mereka dapat bersaing di kanca pendidikan.
Antusiasme para anak yang kurang mampu yang mayoritas adalah anak jalanan untuk mendapatkan ilmu dari pembelajaran non-formal yang diberikan para pemuda yang peduli akan pendidikan yang masih kurang di Indonesia, yaitu mereka yang disebut agent of changes.
Sumber: dokumentasi pribadi
Gambar ini jelas menggambarkan ketidakpuasan akan ketidakpuasan sekelompok pendemo yang menuntut agar proses/usaha untuk menerapkan paham bebas dalam kehidupan, dalam hal ini pada dunia pendidikan lebih nyata diwujudkan.